The Kaldera Toba Nomadic Escape

 

The Kaldera

Toba Nomadic Escape


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat Malam para pembaca setia blog saya dan kawan-kawan sekalian. Apa kabar semuanya? Semoga sehat-sehat selalu yaa.  

Masih membahas dari Pantai Binasi, sorenya kami balik ke Sibolga dan mengantar Bou yang tinggal di Sibolga, setelah itu kami pun pulang dan nginap di Prapat. Untuk makan malam yang seharusnya jam 20.00 menjadi jam 22.00 karena hujan dan mengingat perjalanan dari Sibolga ke Prapat sangat jauh. Alhamdulillah jam 24.00 atau jam 12 malam kami sampai di Prapat dan nginap di wisma prana Ptpn 4 yang sebelumnya sudah diboking oleh Tante saya. Penginapan atau wisma ptpn ini sangat bersih dan kamarnya indah memiliki ruang keluarga yang sangat besar. Selain itu wisma prana ini memiliki lahan dan taman yang sangat luas dan bisa melihat alamnya Danau Toba. 

Wisma Prana Ptpn 4
Ini saya foto saat jam 6 pagi

Rabu, 23 Februari 2022 ke The Kaldera.

Sebenarnya Bou-bou saya juga ingin pergi melihat Patung Sigale-gale dan Bukit Sibea-bea , tetapi karena memakan banyak waktu dan harus nyebrang naik kapal besar maka kami putuskan untuk ke Kaldera saja. Di karenakan Bou saya yang dari Jakarta sudah mesan tiket pesawat untuk balik di hari Jum’at malam.  The Kaldera berada di kawasan Danau Toba, Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Akses dari Prapat menuju The Kaldera hanya butuh waktu sekitar 1 jam dengan perjalanan darat. Alhamdulillah melalui jalan darat, aspalnya aspal mulus dan bisa menikmati pemandangan alam yang indah. Sedangkan dari Bandara Silangit menuju The Kaldera sekitar lebih kurang 2 jam. 

Sebelum ke Kaldera, kami membawa bou untuk melihat keindahan Danau Toba di bawah wisma prana ptpn 4 tersebut. Tidak jauh dari penginapan, hanya jalan kaki memakan waktu 10 menit. Ketika kami mau turun ke bawah melalui tangga, kami sempatkan poto-poto depan penginapan sambil Bou saya membeli rujak yang akan dimakan di bawah nanti. 



Jam 11.00 siang kami pun bergerak dari danau Toba dan melanjutkan perjalanan ke The Kaldera. Prapat ke Kaldera hanya butuh waktu sekitar 1 jam melalui perjalanan darat. Di sepanjang jalan ke Kaldera, pengunjung bisa menikmati jalan dengan aspal yang mulus. Setibanya disana, kami melihat lahan parkir kereta, mobil dan bus yang sangat luas, taman kecil dengan wastafel dan air keran (untuk menjaga protocol kesehatan) yang disiapkan mengingat covid 19 masih ada. The Kaldera dibuka untuk umum setiap hari atau senin sampai minggu. Tiket masuk per orang senilai 15.000 rupiah.

 

Jadwal Jam Operasional 
Sumber : Yotube Anderson R.


Ketika masuk ke dalam pintu utama di The Kaldera ini, pengunjung dapat melihat penginapan disebelah kiri dan toilet yang berada di sebelah kanan. Penginapan ini tidak hanya dibawah saja, tetapi juga ada yang didalam atau bagian ke atas ( dekat pohon pinus). Rata-rata penginapan ini bekisar 500 ribu hingga 1 juta rupiah. Yang dekat toilet, penginapan itu menghadap keindahan danau toba.

 

Pintu Masuk Utama 
Sumber :Youtube Anderson R.

Pengunjung dapat melihat keindahan danau toba dari dalam penginapan namanya Glamping mewah, penginapan yang bertemakan alam di pinggir danau ini, fasilitas yang di dapatkan yaitu lampu, tilam yang tipis, bantal, juga sofa yang menambah keastetikan penginapan tersebut. Luas ruangan kamar penginapan ini menurut saya terlalu kecil, mungkin memuat 2 atau 3 orang. Di samping penginapan tersebut, ada bangku yang pernah di duduki oleh Presiden Joko Widodo dengan Ibu Iriana pas mengunjungi tempat itu. Dan banyak wisatawan yang berkunjung kesana, sambil foto-foto sambil melihat  keindahan danau toba tersebut. Saya dengan Bou saya juga tidak ketinggalan foto-foto juga ditempat itu. 

Tempat duduk yang pernah diduduki oleh Presiden Joko Widodo dengan Ibu Iriana



foto dengan Bou-bou


Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Simalem yaitu ke Taman Simalem Resort. Ketika kami sampai disana, kami melihat lokasi itu tidak seperti diurusi atau ditata dengan baik. Sebelum itu ternyata adek saya sudah menghubungi kawannya yang tinggal dekat sana, dan dia juga bilang bahwa "gak usah kesana lah, disana tempatnya sudah kayak buang jin anak." kata kawannya. Tetapi kami tetap pergi kesana, karena Bou saya melihat dari media sosial kawannya, baru saja mengunjungi lokasi itu dan katanya pemandangan di sana indah. 

Ketika kami sampai disana, kami  masuk dari  pintu gerbang lokasi tersebut banyak daun-daun kering yang beserakan, kantor, tempat spot foto dan hotelnya,  menurut saya sendiri ada rasa ketakutan, seram dan angker. Lagi-lagi karena adanya covid 19 ini  alasan yang memungkinkan menurut saya pengunjung tidak banyak mengunjungi tempat ini dan pihak pengelola juga tidak mampu untuk membayar para pegawai-pegawai disana. Ya karena wabah covid 19 ini sudah dari 2019 yang lalu hingga sekarang. Pas kami kesana, kami cuman melihat sedikit masyarakat yang mengunjungi lokasi ini. Alasan yang lain lokasi ini juga sangat jauh dari kota Brastagi karena lokasinya sangat jauh dan paling pinggir Danau Toba. Padahal lokasi taman Simalem ini dulunya sangat diminati oleh banyak wisatawan dan turis karena keindahan alamnya dan juga bisa menikmati keindahan danau toba tersebut. Jadinya kami cuman foto-foto di dekat taman yang menghadap ke arah Danau Toba tersebut. 


foto di taman 

Setelah dari sana kami melanjutkan perjalanan dan pulang ke Siantar.  Baiklah itu lah cerita saya tentang The Kaldera Toba Nomadic Escape dan Simalem. Semoga cerita perjalanan saya bermanfaat bagi kita semua. Rekomendasi saya wajib liburan ke Prapat dan singgahlah ke The Kaldera, wisata lokal dan dapat menikmati keindahan danau toba. Jika ada kata yang salah, saya mohon maaf dan jika ada saran yang baik buat tulisan saya ini silahkan tuliskan di komentar dibawah tulisan ini . Terima kasih banyak. 

 






Komentar