SEKOLAH ALAM LANGIT BIRU

PROFIL SEKOLAH ALAM LANGIT BIRU

Awal konsep pendidikan berbasis alam dirumuskan oleh Londo Novo dari tahun 1999. Agung Lasso Nugroho atau biasa di sapa Pak Lasso dan istrinya Lusi Rahmadany Marlessy mencari informasi mengenai Sekolah Alam di Sumatera Utara. Hingga sampai tiga tahun, keduanya tidak kunjung menemukan sekolah alam sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Akhirnya Pak Lasso dan Ibu Lusi menentukan satu keputusan yaitu membuat sekolah sendiri. Sekolah itu diberi nama Sekolah Alam Langit Biru atau disingkat dengan SALABI, sengaja diambil dari nama depan putra sulungnya yaitu Langit Biru Indiesch Van Nugroho. Mereka membangun sekolah dengan mencari lahan yang tepat dan fasilitator dibulan Juli 2015. Alamat SALABI di Jalan Matahari, Gang Panggeh, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sekarang sudah banyak dan bervariasi sekolah alam lainnya di medan. Jadwal masuk di Sekolah ini dimulai pukul 07.30 pagi-14.00 siang. Kegiatan dimulai dengan bersih-bersih lapangan, upacara atau baris di lapangan, sholat dhuha, ngaji, tahfidz, dan belajar materi. 


PINTU MASUK SALABI

VISI DAN MISI SEKOLAH ALAM LANGIT BIRU
-Visi
Menjadi sekolah alam yang tampil beda dan melahirkan generasi pemimpin dunia yang memberi keberkahan.
-Misi
Menjadikan SALABI sebagai wadah mengekspresikan masing-masing talenta anak, fasilitator dan lingkungan, sebagai tempat memulai dakwah dengan wujud khas dan unik.
Memacu setiap potensi bakat menjadi sebuah peluang bisnis yang bisa berkembang dan bermanfaat bagi lingkungan.

        Sekolah Alam ini memiliki sikap dan tingkah laku sesuai dengan kurikulum Sekolah Alam yaitu berakhlak mulia, memiliki wawasan ilmu, menjadi pemimpin serta mempunyai usaha yang berkembang dan bermanfaat bagi lingkungan. Ketika saya berkunjung dan mewawancarai fasilitator disana, kurikulum sekolah alam menggunakan 4 pilar sekolah alam yaitu kurikulum akhlak, kurikulum logika, kurikulum kepemimpinan (leadership) dan kurikulum bisnis (business). Aktivitas siswa-siswi disana yang sering dilakukan dengan kegiatan pembelajaran yang terjun langsung di alam seperti bercocok tanam (gardening), outbond, hiking, fieldtrip, live in, dan lain-lain. Selain itu ada kegiatan jumat berbagi (donasi Jumat), dimana siswa langsung terjun ke lapangan untuk membagikan makanan pada kaum duafa di sekitar Tanjung Morawa. Kegiatan-kegiatan diatas menjadi pengalaman dan makna pada siswa dengan belajar secara langsung bersama alam secara nyaman dan menyenangkan dan memanfaatkan seluruh ciptaan Allah SWT. Dan juga dapat membentuk anak-anak untuk berpikir kritis, cinta belajar, berinovasi, kreatif, dan menjadi problem solver untuk dirinya dan lingkungan sekitar.



Lokasi aktivitas belajar siswa

salah satu outbond di SALABI



 


Komentar